Posts Tagged ‘maloklusi’

TWIN BLOCK

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Maloklusi adalah suatu keadaan yang menyimpang dari oklusi normal (Maulani, 2005). Maloklusi dapat disebabkan karena tidak adanya keseimbangan dento-fasial, yang kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : keturunan, lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan, konstitusional, fungsional, dan keadaan patologis. Cara paling sederhana untuk mengelompokkan maloklusi adalah dengan klasifikasi Angle. Angle mengelompokkan maloklusi menjadi tiga kelompok yaitu maloklusi kelas I, II, dan III.

Maloklusi kelas I atau disebut juga netroklusi, yaitu jika tonjol mesiobukal gigi molar pertama rahang atas mempunyai relasi mesiodistal yang normal terhadap alur/groove mesiobukal gigi molar pertama rahang bawah. Maloklusi kelas II atau disebut juga distoklusi, yaitu ditandai dengan tonjol mesiobukal dari molar pertama permanen atas beroklusi pada embrasure dari tonjol mesiobukal dari molar pertama permanen bawah dan tepi distal dari tonjol bukal premolar kedua bawah. Pada kelas II ini juga dijumpai subdivisi. Pada maloklusi kelas II Angle dibedakan menjadi dua divisi, yaitu : 1). Divisi I, dimana gigi-gigi depan di rahang atas menjorok ke labial; 2). Divisi II, dimana gigi depan di rahang atas menjorok ke lingual/palatal. Maloklusi kelas III atau disebut juga mesioklusi, yaitu keadaan dimana tonjol mesiobukal dari molar satu permanen rahang atas beroklusi pada ruang interdental, diantara bagian distal dari tonjol distal molar pertama permanen di rahang bawah dengan tepi mesial dari tonjol mesial molar kedua permanen rahang bawah.

Ada 2 alternatif perawatan untuk maloklusi kelas II karena kelainan dental yaitu menggerakkan gigi-gigi maksilla ke distal tanpa pencabutan dan dengan pencabutan, sedangkan perawatan untuk maloklusi kelas II karena kelainan skeletal adalah modifikasi pertumbuhan. Ada beberapa alternatif perawatan untuk kasus maloklusi kelas II yang terjadi pada periode pertumbuhan. Beberapa alternatif perawatan yang digunakan seperti : Herbst appliance, Jasper Jumper, Twin Block appliance, Bionator, dan Hamilton expansion activator.

Salah satu alat yang dapat digunakan untuk koreksi maloklusi kelas II adalah Twin Block. Tujuan pengembangan twin blok yaitu untuk menghasilkan sebuah teknik yang dapat memaksimalkan respon pertumbuhan terhadap protrusi mandibula fungsional dengan menggunakan sebuah sistem alat yang simple; nyaman, dan secara estetis dapat diterima oleh pasien (Clark, 2002). Twin blok dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan sehingga indikasinya lebih luas dibandingkan dengan bionator. Tidak seperti alat fungsional lainnya yang hanya terdiri dari satu buah, twin block terdiri dari 2 perangkat terpisah yang bekerja menjadi satu, yaitu komponen bite block atas dan bawah yang tidak menempel. Saat berfungsi, kedua alat ini saling bersambung pada sudut 700 yang diatur pada bite block dan untuk mengembalikan posisi mandibula menjadi kelas I yang disesuaikan dengan wax registration (pencatatan malam). Keuntungan twin block yaitu mandibula dapat bergerak normal ke anterior dan lateral, dibandingkan alat funsional yang hanya 1 buah yang gerakannya kaku.

B. Perumusan Masalah

Gambar 1. Model studi pasien tampak samping kiri, depan dan sampig kanan

Berdasarkan latar belakang di atas, timbul permasalahan yaitu bagaimanakah mekanisme kerja twin block dalam merawat maloklusi Angle kelas II?

Maw lebih mengenal mengenai twin block? Sejarah sampai cara perawatannya… Langsung aja download di: http://www.scribd.com/doc/33477387 Continue reading